Dimas Patria Nugraha Blogspot

Minggu, 30 Oktober 2011

Tanda-tanda Manusia Akan Meninggal Seminggu Lagi

Semua yang hidup pasti akan mati. Seperti apa proses kematian yang nantinya akan dialami oleh setiap makhluk hidup?

Tidak mudah memang memprediksikan secara tepat kapan seseorang akan meninggal. Kematian itu sendiri bisa disebabkan sakit, kecelakaan atau sebab lainnya.

Pada kondisi normal seperti orang sakit biasanya seseorang akan menunjukkan gejala yang mengindikasikan bahwa hidupnya akan segera berakhir beberapa minggu lagi seperti dikutip dari Mayoclinic yaitu:

1. Merasa gelisah.
Seseorang akan merasa tidak tenang serta sulit tidur, selain itu dia akan seringkali mengganti posisi saat tidur karena perasaan gelisah.

2. Menarik diri.
Seseorang tidak ingin lagi terlibat dalam aktifitas sosial ataupun melakukan kegiatan favoritnya.

3. Sering mengantuk.
Seseorang akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.

4. Kehilangan nafsu makan.
Seseorang hanya akan makan dan minum dalam jumlah sedikit dan berbeda dari biasanya.

5. Mengalami jeda saat bernapas.
Hal ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga.

6. Luka yang sulit sembuh.
Luka atau infeksi yang dialami mengalami kesulitan untuk disembuhkan.

7. Pembengkakan.
Pada beberapa orang terjadi pembengkakan di daerah tangan, kaki atau bagian tubuh lain.

Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.

Sedangkan otak memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar dan hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Sehingga jika asupan oksigen berkurang maka akan mengakibatkan kematian sel dalam waktu 3-7 menit saja.

Beberapa tanda yang ditunjukkan oleh orang yang sekarat adalah lebih banyak tidur, hal ini untuk menghemat energi yang tinggal tersisa sedikit di tubuh. Ketika energi tersebut hilang, maka seseorang akan kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum. Proses menelan pun menjadi sulit dan mulut akan sangat kering, sehingga memaksa orang yang sekarat untuk minum akan membuatnya tersedak.

Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol. Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena tidak dapat bernapas dengan teratur. Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan, maka akan mengalami kejang otot.

Kematian akan semakin mendekat jika kaki dan tangan terasa dingin dan mulai sedikit membiru akibat terhentinya aliran darah ke daerah tersebut. Tapi lama-kelamaan akan semakin menyebar ke bagian tubuh atas seperti lengan, bibir dan kuku. Selain itu orang menjadi tidak responsif, meskipun matanya terbuka tapi memiliki tatapan mata kosong atau tidak melihat sekelilingnya.

Setelah itu pernapasan akan terhenti sama sekali dan diikuti oleh berhentinya kerja jantung, maka secara klinis orang tersebut sudah mati karena tidak ada sirkulasi dan cadangan oksigen untuk bisa mencapai sel-sel di tubuh. Namun kematian klinis bisa dikembalikan melalui proses CPR (napas bantuan), transfusi atau ventilator. Tapi jika 4-6 menit setelah kematian klinis tidak ada perubahan, maka itu artinya jantung sudah tidak bisa bekerja lagi.

Karena jantung sudah tidak bekerja, maka secara otomatis aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh dan otak juga akan terhenti. Akibat tidak adanya asupan oksigen dan darah ke otak, maka dalam hitungan beberapa detik otak juga akan mati dan disitulah akhir dari perjalanan hidup seorang manusia.

Sejarah Kota Metro , Lampung

Pernah denger nama Kota Metro? Ya, yang di Provinsi Lampung itu kan? Demikian kawan pas ketemu di kereta pas mau mudik ke Lampung lebaran kemarin. Kota Metro dulunya masuk Lampung tengah, jadi ibukotanya malah. Tapi pas jaman-jamanya otonomi daerah, akhirnya di mekarkan menjadi Kota sendiri dengan nama Kota Metro. Luas wilayahnya sih kecil, sekitar 6,8 hektar dengan penduduk 153.000 jiwa.

Metro itu sebenarnya kota tua. Kota ini mewarisi perencanaan tata guna lahan zaman Pemerintahan Belanda yang dibuat tahun 1936. Hal ini terlihat dari lahan untuk pemukiman, perkantoran, perdagangan, pertanian dan taman terencana dengan matang. Semuanya terjalin rapi dalam jaringan jalan yang sudah termasuk lebar pada masa itu, bahkan saluran irigasi (baca: ledeng) dan saluran pembuangan air hujan pun sudah sedemikian tertata.

Dulu, tempat itu merupakan tempat pertama para transmigran (kolonis) dari pulau Jawa ditempatkan. Kedatangan kolonis pertama di daerah Metro (saat itu namanya masih Trimurjo) adalah pada hari Sabtu, 4 April 1936 dan untuk sementara ditempatkan pada bedeng-bedeng yang sebelumnya telah disediakan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian kepada para kolonis dibagikan tanah pekarangan yang sebelumnya memang telah diatur. Setelah kedatangan kolonis pertama ini, perkembangan daerah bukaan baru ini berkembang demikian pesat, daerah menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis-pun semakin bertambah, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.

Istilah bedeng-bedeng itu masih dijumpai sampai sekarang. Jika Anda dateng ke kota ini lebih mudah menemukan daerah dengan istilah angka-angka/bedeng. Misal di Trimurjo ada bedeng 1, 2, 3, 4, 5, 6c, 6 polos, 6b, 6d, 7a, 7c, 8, 10, 11a, 11b, 11c, 12a, 12b, 12c, 13 dst sampai 62-Sekampung (sekarang masuk Lampung Timur). Yang sekarang ini mulai masuk kota Metro yaitu 14-1 (Ganjar Agung), 14/2, 15, 16a, 16c, dst… Jadi lebih mudah nemuin daerah pake 16c dibanding Mulyo jati. Lebih enak ngomong daerah 22 dibanding Hadimulyo. Lebih populer nama 21c dibanding Yosomulyo, ya kan??

Pada hari Selasa, 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro, dan karena perkembangan penduduknya yang pesat. Sebagai Asisten Wedana (Camat) yang pertama adalah Raden Mas Sudarto. Penggantian nama Desa Trimurjo menjadi Desa Metro, karena didasarkan pada pertimbangan letak daerah kolonisasi ini berada ditengah-tengah antara Adipuro (Trimurjo) dengan Rancangpurwo (Pekalongan).

Mengenai nama Metro, seorang kolonis mengatakan berasal dari kata “Mitro” yang artinya keluarga, persaudaraan atau kumpulan kawan-kawan. Adapula yang mengatakan Metro berasal dari “Meterm” (Bahasa Belanda) yang artinya “pusat atau centrum” atau central, yang maksudnya merupakan pusat/sentral kegiatan karena memang letaknya berada ditengah-tengah. Kolonis yang lain mengatakan Metro mempunyai artian ganda, yaitu saudara/persaudaraan dan tempat yang terletak ditengah-tengah antara Rancangpurwo (Pekalongan) dan Adipuro (Trimurjo).

Minggu, 23 Oktober 2011

sekolah KU

Dimas Patria Nugraha

Sejarah SMA NEGERI 2 KOTA METRO

SMAN 2 KOTA METRO resmi berdiri berdasarkan surat MenDikBud RI nomor :0306/0/1991 tanggal 20 juni 1991 dengan nama SMA NEGRI BANTUL.Sebelum adanya otonomi daerah,nama kecamatan sebagai tempat domisili digunakan sebagai nama sekolah.Dan akhirnya berdasarkan surat keputusan MenDikNas RI nomor : 02/1993 tanggal 20 juni 1993 namanya berubah menjadi SMAN 2 METRO hingga  saat ini.Selama SMAN 2  METRO berdiri sudah dipimpin oleh :
  1. Drs.Hi.Baharuddin Harahap ( Periode 1991-1996 )
  2. R.Eko Haryanto ( Periode 1997-2000 )
  3. Drs.Kamilludin ( Periode 2000-oktober 2004 )
  4. Drs.Murni Siregar ( Periode Oktober 2004-November 2006 )
  5. Hartanto S.Pd ( Periode 2006-sekarang )